CONTOH MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTUKSIONISME | TEORI PENDIDIKAN


BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Filsafat pendidikan merupakan terapan dari filsafat umum , maka selama membahas filsafat pendidikan akan berangkat dari filsafat.
Filsafat pendidikan pada dasarnya menggunakan cara kerja filsafat dan akan menggunakan hasil-hasil dari filsafat , yaitu berupa hasil pemikiran manusia tentang realitas , pengetahuan , dan nilai.


Dalam filsafat terdapat berbagai mazhab/aliran-aliran , seperti materialisme , idealisme , realisme , pragmatisme , dan lain-lain. Karena filsafat pendidikan merupakan terapan dari filsafat , sedangkan filsafat beraneka ragam alirannya , maka dalam filsafat pendidikan pun kita akan temukan berbagai aliran , sekurang-kurnagnya sebanyak aliran filsafat itu sendiri.
Brubacher (1950) mengelompokkan filsafat pendidikan pada dua kelompok besar , yaitu

) Filsafat pendidikan “progresif” Didukung oleh filsafat pragmatisme dari John Dewey , dan romantik naturalisme dari Roousseau


2) Filsafat pendidikan “ Konservatif”. Didasari oleh filsafat idealisme , realisme humanisme (humanisme rasional) , dan supernaturalisme atau realisme religius.


Filsafat-filsafat tersebut melahirkan berbagai mazhab filsafat pendidikan , s
alah satu diantaranyayaitu “Filsafat Pendidikan Rekontruksionisme”. Filsafat Pendidikanrekonstruksionisme merupakan kelanjutan dari gerakan progresivisme. Gerakan inilahir didasarkan atas suatu anggapan bahwa kaum progresif hanya memikirkan danmelibatkan diri dengan masalah-masalah masyarakat yang ada sekarang.Rekonstruksionisme dipelopori oleh George Count dan Harold Rugg pada tahun1930 , ingin membangun masyarakat baru , masyarakat yang pantas dan adil.
Dalam konteksfilsafat pendidikan , aliran rekonstruksionisme adalah suatu aliran yangberusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaanyang bercorak modern. Aliran rekonstruksionisme , pada prinsipnya , sepahamdengan aliran perenialisme , yaitu hendak menyatakan krisis kebudayaan modern.Kedua aliran tersebut , aliran rekonstruksionisme dan perenialisme , memandangbahwa keadaan sekarang merupakan zaman yang mempunyai kebudayaan yang tergangguoleh kehancuran , kebingungan dan kesimpangsiuran.
Walaupundemikian , prinsip yang dimiliki oleh aliran rekonstruksionisme tidaklah samadengan prinsip yang dipegang oleh aliran perenialisme. Keduanya mempunyai visidan cara yang berbeda dalam pemecahan yang akan ditempuh untuk mengembalikankebudayaan yang scrasi dalam kehidupan. Aliran perennialisme memilih caratersendiri , yakni dengan kembali ke alam kebudayaan lama atau dikenal denganregressive road culture yang mereka anggap paling ideal. Sementara itu aliranrekonstruksionisme menempuhnya dengan jalan berupaya mem­bina suatu konsensusyang paling luas dan mengenai tujuan pokok dan tertinggi dalam kehidupan umatmanusia.
Untuk mencapai tujuan tersebut , rekonstruksionisme berupaya mencari kesepakatanantar sesama manusia atau orang , yakni agar dapat mengatur tata kehidupanmanusia dalam suatu tatanan dan seluruh lingkungannya. Maka , proses dan lembagapendidikan dalam pandangan rekonstruksionisme perlu merombak tata susunan lamadan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang baru , untuk mencapai tujuanutama terse but memerlukan kerjasama antar ummat manusia.

B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas , maka penyusun dapatmerumuskan permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini , yaitu sebagaiberikut:
1.   Bagaimanapenerapan filsafat pendidikan rekontruksionisme dalam bidang pendidikan ,khususnya pendidikan di sekolah?
2.   Bagaimanaperan guru dalam suatu kelas yang berorientasi pada filsafat rekontruksionisme?
3.   Bagaimanapandangan filsafat pendidikan rekontruksionisme terhadap pembelajaran?

C.  Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini yaituuntuk memberikan gambaran kepada pembaca tentang filsafat pendidikanrekontruksionisme khususnya gambaran mengenai Prinsip-prinsip FilsafatPendidikan Rekonstruksionisme; ImplikasiPendidikan Filsafat Pendidikan Rekontruksionisme;dan Aplikasi Filsafat Pendidikan Rekontruksionismedi Sekolah Dasar

D.  Sistematika Penulisan
KATAPENGANTAR
DAFTARISI
BABI PENDAHULUAN
A.   LatarBelakang
B.    RumusanMasalah
C.    Tujuan
D.   SistematikaPenulisan
BABII PEMBAHASAN
A.     Prinsip-prinsip Filsafat PendidikanRekonstruksionisme
B.     Implikasi Pendidikan Filsafat Pendidikan Rekontruksionisme
C.     Aplikasi Filsafat Pendidikan Rekontruksionismedi Sekolah Dasar
BABIII PENUTUP
A.   Kesimpulan
B.    Saran

BAB II
PEMBAHASAN


A.  Prinsip-prinsip Filsafat PendidikanRekonstruksionisme
1.     HakikatManusia
Aliran rekonstruksionisme adalah suatualiran yang berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata susunanhidup kebudayaan yang bercorak modern. Aliran rekonstruksionisme , padaprinsipnya , sepaham dengan aliran perenialisme , yaitu hendak menyatakan krisiskebudayaan modern. Kedua aliran tersebut , aliran rekonstruksionisme danperenialisme , memandang bahwa keadaan sekarang merupakan zaman yang mempunyaikebudayaan yang terganggu oleh kehancuran , kebingungan dan kesimpangsiuran.
Walaupun demikian , prinsip yang dimilikioleh aliran rekonstruksionisme tidaklah sama dengan prinsip yang dipegang olehaliran perenialisme. Keduanya mempunyai visi dan cara yang berbeda dalampemecahan yang akan ditempuh untuk mengembalikan kebudayaan yang serasi dalamkehidupan. Aliran perennialisme memilih cara tersendiri , yakni dengan kembalike alam kebudayaan lama atau dikenal dengan regressive road culture yang merekaanggap paling ideal. Sementara itu aliran rekonstruksionisme menempuhnya denganjalan berupaya mem­bina suatu konsensus yang paling luas dan mengenai tujuanpokok dan tertinggi dalam kehidupan umat manusia.
Untuk mencapai tujuan tersebut ,rekonstruksionisme berupaya mencari kesepakatan antar sesama manusia atauorang , yakni agar dapat mengatur tata kehidupan manusia dalam suatu tatanan danseluruh lingkungannya. Maka , proses dan lembaga pendidikan dalam pandanganrekonstruksionisme perlu merombak tata susunan lama dan membangun tata susunanhidup kebudayaan yang baru , untuk mencapai tujuan utama tersebut memerlukankerjasama antar ummat manusia.

2.     HakikatRealitas
Aliran rekonstruksionisme memandangbahwa realita itu bersifat universal , yang mana realita itu ada di mana dansama di setiap tempat. Untuk mengerti suatu realita beranjak dari suatu yangkonkrit dan menuju kearah yang khusus menampakkan diri dalam perwujudansebagaimana yang kita lihat dihadapan kita dan ditangkap oleh panca indramanusia seperti bewan dan tumbuhan atau benda lain disekeiling kita , danrealita yang kita ketahui dan kita badapi tidak terlepas dari suatu sistem ,selain substansi yang dipunnyai dan tiap-tiap benda tersebut , dan dapat dipilihmelalui akal pikiran.
Kemudian , tiap realita sebagai substansi selalu cenderung bergerak danberkembang dari potensialitas menuju aktualitas (teknologi). Dengan demikiangerakan tersebut mencakup tujuan dan terarah guna mencapai tujuan masing-masingdengan caranya sendiri dan diakui bahwa tiap realita memiliki perspektiftersendiri

3.     HakikatPengetahuan
Berpijak dari pola pemikiran bahwa untukmemahami realita alam nyata memerlukan suatu azas tahu dalam arti bahwa tidakmungkin memahami realita ini tanpa melalui proses pengalaman dan hubungandengan realita terlebih dahulu melalui penemuan suatu pintu gerbang ilmupengetahuan. Karenanya , baik akal maupun rasio sama-sama berfungsi membentukpengetahun , dan akal di bawa oleh panca indera menjadi pengetahuan dalam yangsesungguhnya.
Aliran filsafat  rekontruksionisme juga berpendapat bahwadasar dari suatu kebenaran dapat dibuktikan dengan self evidence , yakni buktiyang ada pada diri sendiri , realita dan eksistensinya. Pemahamannya bahwapengetahuan yang benar buktinya ada di dalam pengetahuan ilmu itu sendiri.Sebagai ilustrasi , adanya Tuhan tidak perlu dibuktikan dengan bukti-bukti lainatas eksistensi Tuhan (self evidence). Kajian tentang kebenaran itu diperlukansuatu pemikiran , metode yang diperlukan guna menuntun agar sampai kepada pemikiranyang hakiki. Penalaran-penalaran memiliki hukum-hukum tersendiri agar dijadikanpegangan ke arah penemuan definisi atau pengertian yang logis.
Ajaran yang dijadikan pedoman berasal dari Aristoteles yang membicarakan duahal pokok , yakni pikiran (ratio) dan bukti (evidence) , dengan jalanpernikirannya adalah silogisme. Silogisme menunjukkan hubungan logis antarapremis mayor , premis minor dan kesimpulan (condusion) , dengan memakai carapengambilan kesimpulan deduktif dan induktif.

4.     HakikatNilai
Dalam proses interaksi sesama manusia ,diperlukan nilai-nilai. Begitu juga halnya dalam hubungan manusia dengansesamanya dan alam semesta tidak mungkin melakukan sikap netral , akan tetapimanusia sadar ataupun tidak sadar telah melakukan proses penilaian , yangmerupakan kecenderungan manusia. Tetapi , secara umum ruang lingkup (scope)tentang pengertian "nilai" tidak terbatas.
Aliran rekonstruksionisme memandangmasalah nilai berdasarkan azas-azas supernatural yakni menerima nilai naturalyang universal , yang abadi berdasarkan prinsip nilai teologis. Hakikat manusiaadalah emanasi (pancaran) yang potensial yang berasaldari dan dipimpin olehTuhan dan atas dasar inilah tinjauan tentang kebenaran dan keburukan dapatdiketahuinya. Ke­mudian , manusia sebagai subyek telah memiliki potensi-potensikebaikan dan keburukan sesuai dengan kodratnya. Kebaikan itu akan tetap tingginilainya bila tidak dikuasai oleh hawa nafsu belaka , karena itu akal mempunyaiperan untuk memberi penentuan.
Neo-Thomisme memandang bahwa etika ,estetika dan politik sebagai cabang dari filsafat praktis , dalam pengertiantetap berhubungan dan berdasarkan pada prinsip-prinsip dari praktek-praktekdalam tindakan-tindakan moral , kreasi estetika dan organisasi politik.Karenanya , dalam arti teologis manusia perlu mencapai kebaikan tertinggi , yaknibersatu dengan Tuhan , kemudian berpikir rasional. Dalam kaitannya denganestetika (keindahan) , hakikat sesungguhnya ialah Tuhan sendiri. Keindahan yangmaujud itu hanyalah keindahan khusus , pancaran un sur keindahan universal yangabadi , maha indah dan Tuhan.
Aristoteles memandang bahwa kebajikandibedakan menjadi dua macam , yakni kebajikan intelektual dan kebajikan moral ,kebajikan moral merupakan suatu kebajikan berdasarkan pembiasaan dan merupakandasar dari kebajikan intelektual.
Dari gerakan intelektualitas pada abadpertengahan yang mencapai kristalisasi pada abad IX-XIV , memberikan argumentasirasio tentang eksistensi Tuhan. Alselpus , seorang tokoh utama scholastik ,menyatakan bahwa secara kritis realita semesta dapat dipahami dan tidak adasesuatu di alam nyata ini diluar kekuasaan Tuhan karena semua itu sebagaiperwujudan dari kesempurnaannya. Dalam perkembangan selanjutnya , penafsiranyang demikian didukung oleh Thomas Aquinas yang inti pembicaraannya untukmengetahui realita yang ada yang hams berdasarkan iman dan perkembanganrasional hanya dapat dijawab dan mesti diikuti dengan iman.

B.   Implikasi Pendidikan Filsafat Pendidikan Rekontruksionisme
1.     TujuanPendidikan
Menurut Brameld (kneller ,1971) mengemukakanbahwa Pendidikan harus dilaksanakan di sini dan sekarang dalam rangkamenciptakan tata sosial baru yang akan mengisi nilai-nilai dasar budaya kita ,dan selaras dengan yang mendasari kekuatan-kekuatan ekonomi , dan sosialmasyarakat modern. Sekarang peradaban menghadapi kemungkinan penghancuran diri.Pendidikan harus menseponsori perubahan yang benar dalam nurani manusia. Olehkarena itu , kekuatan teknologi yang sangat hebat harus dimanfaatkan untukmembangun umat manusia , bukan untuk menghancurkannya. Masyarakat harus diubahbukan melalui tindakan politik , melainkan dengan cara yang sangat mendasar ,yaitu melalui pendidikan bagi para warganya , menuju suatu pandangan barutentang hidup dan kehidupan mereka bersama.
Tujuan pendidikan adalah menumbuhkan kesadaranterdidik yang berkaitan dengan masalah-masalah sosial , ekonomi , dan politikyang dihadapi manusia dalam skala global , dan memberi keterampilan kepadamereka agar memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah tersebut.Tujuan akhir pendidikan adalah terciptanya masyarakat baru , yaitu sesuatumasyarakat global yang saling ketergantungan. Pendidikan bertanggung jawabdalam menciptakan aturan sosial yang ideal. Transmisi budaya adalah esensialdalam masyarakat yang majemuk. Transmisi budaya harus mengenal fakta budayayang majemuk tersebut.

2.     PerananSiswa
Nilai-nilai budaya siswa yang dibawa kesekolah merupakan hal yang berharga. Keluhuran pribadi dan tanggung jawabsosial ditingkatkan , manakala rasa normal diterima semua latar belakang budaya.
Anak , sekolah , dan pendidikan itu sendiridikondisikan oleh kekuatan budaya dan sosial. Menurut Brameld , kaum progresifterlalu sangat menekankan bahwa kita semua dikondisikan secara sosial.Perhatian kaum progresif hanya untuk mencari cara di mana individu dapatmerealisasikan dirinya dalam masyarakat , dan mengabaikan derajat di manamasyarakat telah menjadikan dirinya. Menurut rekonstruksionisme , hidup beradabadalah hidup berkelompok , sehingga kelompok akan memainkan peran yang pentingdi sekolah. Pendidikan merupakan realisasi dari sosial (social selfrealization). Melalui pendidikan , individu tidak hanya mengembangkanaspek-aspek sifat sosialnya melainkan juga belajar bagaimana keterlibatannyadalam perencanaan sosial.

3.     PerananGuru
Mengenai peranan guru , pahamrekonstruksionisme sama dengan paham progresivisme. Guru harus menyadarkan siterdidik terhadap masalah-masalah yang dihadapi manusia , membantu terdidikmengidentifikasi masalah-masalah untuk dipecahkannya , sehingga terdidikmemiliki kemampuan memecahkan masalah tersebut. Guru harus mendorong terdidikuntuk dapat berpikir alternatif dalam memecahkan masalah tersebut. Lebih jauhguru harus mampu menciptakan aktivitas belajar yang berbeda secara serempak. Guru harus meyakiniterhadap validitas dan urgensi dirinya dengan cara bijaksanadengan cara memperhatikan prosedur yang demokratis. Guru harus melaksanakanpengujian secara terbuka terhadap fakta-fakta , walaupun bertentangan denganpandangannya. Guru menghadirkan beberapa pemecahan alternatif dengan jelas , dania memperkenankan siswa-siswanya untuk mempertahankan pandangan-pandanganmereka sendiri. Guru harus menunjukkan rasahormat yang sejati (ikhlas) terhadap semua budaya , baik dalam memberi pelajaranmupun dalam hal lainnya. Pelajaran sekolah harus mewakili budaya masyarakat.

4.     Kurikulum
Kurikulum merupakan subject matter yangberisikan masalah-masalah sosial , ekonomi , politik yang beraneka ragam , yangdihadapi umat manusia , termasuk masalah-masalah sosial dan pribadi terdirik itusendiri. Isi kurikulum tersebut berguna dalam penyusunan disiplin "sainssosial" dan proses penemuan ilmiah (inkuiri ilmiah) sebagai metodekerja untuk memecahkan masalah-masalah sosial.
Dalam filsafat rekonstruksionisme , kitaharus meninjau kembali penyusunan kurikulum , isi pelajaran , metode yangdipakai , struktur administrasi , dan cara bagaimana guru dilatih. Semua ituharus dibangun kembali bersesuaian dengan teori kebutuhan tentang sifat dasarmanusia secara rasional dan ilmiah. Kita harus menyusun kurikulum di mana pokok-pokokdan bagiannya dihubungkan secara integral , tidak disajikan sebagai suatusekuensi komponen pengetahuan.
Kurikulum sekolah tidah boleh didominasioleh budaya mayoritas maupun oleh budaya yang ditentukan atau disukai. Semuabudaya dan nilai-nilai yang berhubungan berhak untuk mendapatkan tampat dalamkurikulum.

5.     Metode

C.  Aplikasi Filsafat Pendidikan Rekonstruksionismedi Sekolah Dasar
Aliran filsafatpendidikan rekonstruksionisme berpendapat bahwa sekolah harus mendominasi/mengarahkanperubahan atau rekonstruksi pada tatanan sosial saat ini. Theodore Brameld(1904-1987) , mendasarkan filsafatnya pada dua premis mendasar mengenai pascaera Perang Dunia II: (1) kita tinggal dalam suatu periode krisis hebat , yangpaling nyata pada fakta bahwa manusia saat ini telah mampu menghancurkanperadaban dalam semalam , dan (2) umat manusia juga memiliki potensiintelektual , teknologi dan moral untuk menciptakan suatu peradaban dunia"kesejahteraan , kesehatan dan kapasitas ramah" (Brameld 1959 , 19).Maka pada saat yang sangat dibutuhkan ini , sekolah harus menjadi agen utamauntuk merencanakan dan mengarahkan perubahan sosial.
George S. Countssebagai pelopor rekonstruksionisme dalam publikasinya "Dare the SchoolBuild a New Social 'Order" , mengemukakan bahwa sekolah akan betul-betulberperan apabila sekolah menjadi pusat bangunan masyarakat baru secarakeseluruhan , membasmi kemelaratan ,peperangan , dan kesukuan (rasialisme). Masyarakatyang menderita kesulitan ekonomi dan masalah-masalah sosial yang besarmerupakan tantangan bagi pendidikan untuk menjalankan perannya sebagai agenpembaharu dan rekonstruksi sosial , daripada pendidikan hanya mempertahankan statusquo.
Sekolah harus bersatu dengan kekuatanburuh progresif , wanita , para petani , dan kelompok minoritas untuk mengadakanperubahan-perubahan yang diperlukan. Counts mengkritik pendidikan progresif ,telah gagal menghasilkan teori kesejahteraan sosial , dan ia mengatakan sekolahdengan pendekatan "child centered" tidak cocok untukmenentukan pengetahuan dan skill sesuai dalam abad dua puluh.
Jadi dalam aplikasi penerapan filsafatrekonstruksionisme di sekolah , sekolah merupakan agen utama untuk perubahansosial , politik dan ekonomi di masyarakat. Tugas sekolah adalah mengembangkanrekayasa sosial dengan tujuan mengubah secara radikal wajah masyarakat yangakan dating. Sekolah memelopori masyarakat ke arahmasyarakat baru yang diinginkan. Apabila tidak demikian , setiap individu dankelompok nantinya akan memecahkan masalah-masalah kemasyarakatan secarasendiri-sendiri sebagai pengaruh dari progresivisme.

BABIII
PENUTUP


A.   Kesimpulan
Dalam konteks filsafat pendidikan ,aliran rekonstruksionisme adalah suatu aliran yang berusaha merombak tatasusunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern.Aliran rekonstruksionisme , pada prinsipnya , sepaham dengan aliran perenialisme ,yaitu hendak menyatakan krisis kebudayaan modern. Kedua aliran tersebut , aliranrekonstruksionisme dan perenialisme , memandang bahwa keadaan sekarang merupakanzaman yang mempunyai kebudayaan yang terganggu oleh kehancuran , kebingungan dankesimpangsiuran.
Walaupun demikian , prinsip yang dimilikioleh aliran rekonstruksionisme tidaklah sama dengan prinsip yang dipegang olehaliran perenialisme. Keduanya mempunyai visi dan cara yang berbeda dalampemecahan yang akan ditempuh untuk mengembalikan kebudayaan yang scrasi dalamkehidupan. Aliran perennialisme memilih cara tersendiri , yakni dengan kembalike alam kebudayaan lama atau dikenal dengan regressive road culture yang merekaanggap paling ideal. Sementara itu aliran rekonstruksionisme menempuhnya denganjalan berupaya mem­bina suatu konsensus yang paling luas dan mengenai tujuanpokok dan tertinggi dalam kehidupan umat manusia.
Implikasi pendidikan dalam filsafatrekonstruksionisme yaitu sebagai berikut:
  1. Pendidikan merupakan usaha sosial. Misi sekolah adalah untuk meningkatkan rekonstruksi sosial.
  2. Pendidikan bertanggung jawab dalam menciptakan aturan sosial yang ideal. Transmisi budaya adalah esensial dalam masyarakat yang majemuk. Transmisi budaya harus mengenal fakta budaya yang majemuk tersebut.
  3. Kurikulum sekolah tidah boleh didominasi oleh budaya mayoritas maupun oleh budaya yang ditentukan atau disukai. Semua budaya dan nilai-nilai yang berhubungan berhak untuk mendapatkan tampat dalam kurikulum.
  4. Nilai-nilai budaya siswa yang dibawa ke sekolah merupakan hal yang berharga. Keluhuran pribadi dan tanggung jawab sosial ditingkatkan , manakala rasa normal diterima semua latar belakang budaya.
  5. Sebagai kelanjutan dari pendidikan progresif , metode aktivitas dibenarkan (learning by doing).
  6. Guru harus menunjukkan rasa hormat yang sejati (ikhlas) terhadap semua budaya , baik dalam memberi pelajaran mupun dalam hal lainnya. Pelajaran sekolah harus mewakili budaya masyarakat.

B.   Saran
Rekonstruksionisme berupaya mencarikesepakatan antar sesama manusia atau orang , yakni agar dapat mengatur tatakehidupan manusia dalam suatu tatanan dan seluruh lingkungannya. Maka , prosesdan lembaga pendidikan dalam pandangan rekonstruksionisme perlu merombak tata susunanlama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang baru , untuk mencapaitujuan utama tersebut memerlukan kerjasama antar ummat manusia.
Dalam proses pembelajaran , gurudiharapkan mampu membangun tata susunan pembelajaran di kelas. Namun untuk mencapaitujuan tersebut , seorang guru harus bisa bekerja sama dengan siswa.

DAFTARPUSTAKA
 
Anitah W , Sri , dkk (2007) StrategiPembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Arom dani , Panji. (2008). AliranRekonstruksionism. [Online]. Tersedia http://panjiaromdaniuinpai2e.blogspot.com/2008/06/aliran-aliran-filsafat-pendidikan.html
Nur , Fadliya. (2008). FilsafatRekonstruksionism. [Online]. Tersedia http://fadliyanur.blogspot.com/2008/05/aliran-rekonstruksionisme.html
Sadulloh , Uyoh Drs , M.Pd. (2007). FilsafatPendidikan. Bandung: Cipta Utama
Setia. (2008). Rekonstruksionism.[Online]. Tersedia http://setia-unindra-bio2b.blogspot.com/2008_06_06_archive.html
Filsafat Pendidikan.(2008). [Online]. Tersedia http://education.feedfury.com/content/16333546-filsafat_pendidikan.html


0 Response to "CONTOH MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTUKSIONISME | TEORI PENDIDIKAN"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel