Mengenal Tipe Kepribadian Peserta Didik

Salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru adalah kompetensi pedagogik, dan salah satu aspek kompetensi pedagogik yaitu mengenal karakter peserta didik. Dalam tulisan ini karakteristik peserta didik yang akan dibahas lebih terkait sosial dan emosional dengan menggolongkan beberapa tipe karakter peserta didik menurut para ahli.

Menurut Eysenck (1964) menyatakan tipe kepribadian dibagi menjadi tiga, yaitu:
  • Kepribadian Ekstrovert: dicirikan dengan sifat sosiabilitas, bersahabat, menikmati kegembiraan, aktif bicara, impulsif, menyenangkan spontan, ramah, sering ambil bagian dalam aktivitas sosial.
  • Kepribadian Introvert: dicirikan dengan sifat pemalu, suka menyendiri, mempunyai kontrol diri yang baik.
  • Kepribadian Neurosis: dicirikan dengan pencemas, pemurung, tegang, bahkan kadang-kadang disertai dengan simptom fisik seperti keringat, pucat, dan gugup.

Menurut Mahmud (1990) menyatakan Kepribadian terbagi menjadi 12 tipe, yaitu:
  • Mudah menyesuaikan diri, baik hati, ramah, hangat VS dingin.
  • Bebas, cerdas, dapat dipercaya VS bodoh, tidak sungguh-sungguh, tidak kreatif.
  • Emosi stabil, realistis, gigih VS emosi mudah berubah, suka menghindar (evasive), neurotik.
  • Dominan, menonjolkan diri VS suka mengalah, menyerah.
  • Riang, tenang, mudah bergaul, banyak bicara VS mudah berkobar, tertekan, menyendiri, sedih.
  • Sensitif, simpatik, lembut hati VS keras hati, kaku, tidak emosional.
  • Berbudaya, estetik VS kasar, tidak berbudaya.
  • Berhati-hati, tahan menderita, bertanggung jawab VS emosional, tergantung, impulsif, tidak bertanggung jawab.
  • Petualang, bebas, baik hati VS hati-hati, pendiam, menarik diri.
  • Penuh energi, tekun, cepat, bersemangat VS pelamun, lamban, malas, mudah lelah.
  • Tenang, toleran VS tidak tenang, mudah tersinggung.
  • Ramah, dapat dipercaya VS curiga, bermusuhan.

Menurut Hippocrates dan Galenus tipe kepribadian yang tertuang bersifat jasmaniah atau fisik. Mereka mengembangkan tipologi kepribadian berdasarkan cairan tubuh yang menentukan temperamen seseorang. Tipe kepribadian itu antara lain:
  • Tipe kepribadian choleric (empedu kuning), yang dicirikan dengan pemilikan temperamen cepat marah, mudah tersinggung, dan tidak sabar.
  • Tipe melancholic (empedu hitam), yang berkaitan dengan pemilikan temperamen pemurung, pesimis, mudah sedih dan mudah putus asa.
  • Tipe phlegmatic (lendir), yang bertemperamen yang serba lamban, pasif, malas, dan kadang apatis/ masa bodoh.
  • Tipe sanguinis (darah), yang memiliki temperamen dan sifat periang, aktif, dinamis, dan cekatan.

Menurut Kretchmer dan Sheldon tipologi kepribadian didasarkan bentuk tubuh atau bersifat jasmaniah. Macam-macaam kepribadian ini adalah:
  • Tipe asthenicus atau ectomorpic pada orang-orang yang bertubuh tinggi kurus memiliki sifat dan kemampuan berpikir abstrak dan kritis, tetapi suka melamun dan sensitif.
  • Tipe pycknicus atau mesomorphic pada orang yang betubuh gemuk pendek, memiliki sifat periang, suka humor, popular dan mempunyai hubungan sosial luas, banyak teman, dan suka makan.
  • Tipe athleticus atau mesomorphic pada orang yang bertubuh sedang/atletis memiliki sifat senang pada pekerjaan yang membutukhkan kekuatan fisik, pemberani, agresif, dan mudah menyesuaikan diri.
Namun demikian, dalam kenyataannya lebih banyak manusia dengan tipe campuran (dysplastic).

Menurut Jung, tipe kepribadian dikelompokan berdasarkan kecenderungan hubungan sosial seseorang, yaitu:
  • Tipe Ekstrovert yang perhatiannya lebih banyak tertuju di luar.
  • Tipe Introvert yang perhatiannya lebih tertuju ke dalam dirinya, dan dikuasai oleh nilai-nilai subjektif.
Tetapi, umumnya manusia mempunyai tipe campuran atau kombinasi antara ekstrovert dan introvert yang disebut ambivert.

Pada periode anak sekolah, kepribadian peserta didik belum terbentuk sepenuhnya seperti orang dewasa. Kepribadian mereka masih dalam proses pengembangan. Wijaya (1988) menyatakan karakteristik peserta didik secara sederhana dapat dikelompokkan atas:
1. Kelompok anak yang mudah dan menyenangkan.
2. Anak yang biasa-biasa saja.
3. Anak yang sulit dalam penyesuaian diri dan sosial.

Karakteristik atau kepribadian seseorang dapat berkembang secara bertahap. Berikut ini adalah krakteristik perkembangan pada masa anak sekolah dasar (SD).

Karakteristik perkembangan masa anak awal (2-6 tahun)
Masa anak awal berlangsung dari usia 2-6 tahun, yaitu setelah anak meninggalkan masa bayi dan mulai mengikuti pendidikan formal di SD. Tekanan dan harapan sosial untuk mengikuti pendidikan sekolah menyebabkan perubahan perilaku, minat, dan nilai pada diri anak. Pada masa ini, anak sedang dalam proses pengembangan kepribadian yang unik dan menuntut kebebasan.

Perilaku anak pada masa ini sulit diatur, bandel, keras kepala, dan sering membantah dan melawan orang tua. Hal ini memang sangat menyulitkan para pendidik. Tak heran, apabila para pendidik PAUD sampai SD harus lebih bersabar dalam melangsungkan pembelajaran atau mendidik peserta didiknya. Disiplin mulai bisa diterapkan pada anak sehingga anak dapat mulai belajar hidup secara tertib. Dan sikap para pedidik sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak.

Karakteristik perkembangan masa anak akhir (6-12 tahun)
Karakteristik atau ciri-ciri periode masa anak akhir, sama halnya dengan ciri-ciri periode masa anak awal dengan memperhatikan sebutan atau label yang digunakan pendidik. Orang tua atau pendidik menyebut masa anak akhir sebagai masa yang menyulitkan karena pada masa ini anak lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman sebaya daripada oleh orang tuanya.

Kebanyakan anak pada masa ini juga kurang memperhatikan dan tidak bertanggung jawab terhadap pakaian dan benda-benda miliknya. Para pendidik memberi sebutan anak usia sekolah dasar, karena pada rentang usia ini (6-12 tahun) anak bersekolah di sekolah dasar (SD). Di sekolah dasar, anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang dianggap penting untuk keberhasilan melanjutkan pendidikan dan penyesuaian diri dalam kehidupannya kelak.

Dengan mengenal tipe kepribadian dan karakter peserta didik guru dapat mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang sama pada semua peserta didik dengan kemampuan belajar yang berbeda. Jika terjadi penyimpangan perilaku peserta didik untuk mencegah perilaku tersebut. Mengetahui tipe kepribadian peserta didik yang beragam, guru bisa mengembangkan potensi dan mengatasi kekurangan peserta didik

Sumber: http://onnyrudianto.wordpress.com/2011/07/24/beberapa-karakter-peserta-didik/
Sumber https://www.sekolahdasar.net/

0 Response to "Mengenal Tipe Kepribadian Peserta Didik"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel