Guru Sekolah Dasar Tidak Sekadar Mentransfer Ilmu
Jakarta, Kompas - Guru SD dituntut tidak sekadar mampu mentransfer ilmu atau materi pembelajaran saja. Mereka juga harus mampu mengenali perkembangan psikologi anak.
Para guru yang berkecimpung di sekolah dasar harus mampu membangun sikap dan pribadi murid sedari dini. Masa SD merupakan saat peletakan dasar, kata Arifin Maksum, Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Negeri Jakarta, Jumat (17/2),
Oleh karena itu, pembelajaran di SD sangat memerhatikan karakteristik peserta sekolah dasar. Karena itu pula, pendidikan yang ideal bagi guru SD seyogianya melalui pendidikan khusus karena yang diutamakan lebih kepada aspek psikologis.
PGSD Universitas Negeri Jakarta, menurut dia, sudah menyusun kurikulum yang utuh untuk pendidikan sarjana guru SD agar program studi yang dipimpinnya tersebut dapat menerima lulusan sekolah menengah atas. Sejak tahun 2002, PGSD Universitas Negeri Jakarta merupakan salah satu dari enam universitas eks IKIP negeri yang sedang uji coba kelas alih dari PGSD program diploma dua (D2) menjadi tingkat sarjana. Selama ini mereka baru diperkenankan menerima peserta didik PGSD D2 yang hendak meningkatkan kualifikasinya menjadi sarjana.
Pascapenerbitan UU Guru dan Dosen, maka guru harus berkualifikasi minimal D4 atau S1, termasuk guru SD. Ke depan, PGSD tingkat sarjana menjadi salah satu wadah peningkatan kualifikasi guru.
Penekanan pembelajaran di PGSD adalah mengarahkan mahasiswa calon guru untuk menilai kinerja sendiri melalui penelitian tindakan kelas. Apa saja yang dirisaukan di SD akan diteliti. Selain itu, ada kompetensi tambahan, yakni pilihan konsentrasi bidang studi seperti variasi Matematika dan Bahasa, katanya. Di samping itu, secara umum para calon guru juga diberikan semua materi mata pelajaran yang akan diajarkan di SD.
Aplikasi pedagogis
Secara terpisah, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Atmajaya Jakarta Laura FN Sudarnoto mengatakan, Universitas Atmajaya juga telah mengembangkan PGSD tingkat sarjana. Para peserta didiknya, selain mereka yang melanjutkan dari PGSD D2, juga lulusan SMA.
Kami berniat meningkatkan kualitas pendidikan dasar, khususnya melalui pendidikan guru SD. Hal ini sudah kami rintis sejak tahun 1992. Dua tahun sebelum sekolah pendidikan guru ditutup, tetapi izin operasional dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi untuk penyelenggaraan program studi PGSD tingkat sarjana baru diperoleh tahun 2002, katanya.
Dia mengatakan, dalam pembelajaran tidak hanya ditekankan pada aspek pembelajaran atau how to teach, melainkan juga sisi pendewasaan diri atau how to educate, yaitu pembentukan pribadi yang bertanggung jawab dan aplikasi tindakan pedagogis pada siswa. (INE)
Sumber https://www.sekolahdasar.net/
Para guru yang berkecimpung di sekolah dasar harus mampu membangun sikap dan pribadi murid sedari dini. Masa SD merupakan saat peletakan dasar, kata Arifin Maksum, Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Negeri Jakarta, Jumat (17/2),
Oleh karena itu, pembelajaran di SD sangat memerhatikan karakteristik peserta sekolah dasar. Karena itu pula, pendidikan yang ideal bagi guru SD seyogianya melalui pendidikan khusus karena yang diutamakan lebih kepada aspek psikologis.
PGSD Universitas Negeri Jakarta, menurut dia, sudah menyusun kurikulum yang utuh untuk pendidikan sarjana guru SD agar program studi yang dipimpinnya tersebut dapat menerima lulusan sekolah menengah atas. Sejak tahun 2002, PGSD Universitas Negeri Jakarta merupakan salah satu dari enam universitas eks IKIP negeri yang sedang uji coba kelas alih dari PGSD program diploma dua (D2) menjadi tingkat sarjana. Selama ini mereka baru diperkenankan menerima peserta didik PGSD D2 yang hendak meningkatkan kualifikasinya menjadi sarjana.
Pascapenerbitan UU Guru dan Dosen, maka guru harus berkualifikasi minimal D4 atau S1, termasuk guru SD. Ke depan, PGSD tingkat sarjana menjadi salah satu wadah peningkatan kualifikasi guru.
Penekanan pembelajaran di PGSD adalah mengarahkan mahasiswa calon guru untuk menilai kinerja sendiri melalui penelitian tindakan kelas. Apa saja yang dirisaukan di SD akan diteliti. Selain itu, ada kompetensi tambahan, yakni pilihan konsentrasi bidang studi seperti variasi Matematika dan Bahasa, katanya. Di samping itu, secara umum para calon guru juga diberikan semua materi mata pelajaran yang akan diajarkan di SD.
Aplikasi pedagogis
Secara terpisah, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Atmajaya Jakarta Laura FN Sudarnoto mengatakan, Universitas Atmajaya juga telah mengembangkan PGSD tingkat sarjana. Para peserta didiknya, selain mereka yang melanjutkan dari PGSD D2, juga lulusan SMA.
Kami berniat meningkatkan kualitas pendidikan dasar, khususnya melalui pendidikan guru SD. Hal ini sudah kami rintis sejak tahun 1992. Dua tahun sebelum sekolah pendidikan guru ditutup, tetapi izin operasional dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi untuk penyelenggaraan program studi PGSD tingkat sarjana baru diperoleh tahun 2002, katanya.
Dia mengatakan, dalam pembelajaran tidak hanya ditekankan pada aspek pembelajaran atau how to teach, melainkan juga sisi pendewasaan diri atau how to educate, yaitu pembentukan pribadi yang bertanggung jawab dan aplikasi tindakan pedagogis pada siswa. (INE)
Sumber https://www.sekolahdasar.net/
0 Response to "Guru Sekolah Dasar Tidak Sekadar Mentransfer Ilmu"
Post a Comment