Menentukan KPK dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual (CTL)
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dalam masyarakat, bangsa dan negara.
Berbagai usaha pembaharuan kurikulum, perbaikan sistem pengajaran, peningkatan kualitas kemampuan guru, dan lain sebagainya, merupakan suatu upaya kearah peningkatan mutu pembelajaran. Banyak hal yang dapat ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut, salah satunya adalah bagaimana cara menciptakan suasana belajar yang baik, mengetahui kebiasaan dan kesenangan belajar siswa agar agar siswa bergairah dan termotivasi untuk belajar. Untuk itu seharusnya guru mencari informasi tentang kondisi mana yang dapat meningkatkan pembelajaran di Sekolah Dasar (SD).
Salah satu upaya peningkatan mutu penddidikan adalah melalui proses pembelajaran. Pembelajaran dapat berfokus jika seorang guru memahami hakekat dan pengertian pembelajaran. “Pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar tentang bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, ketrampilan, dan sikap” Dimyati, 1995.
Tujuan tertentu (kurikuler) SD, salah satunya dengan mempelajari materi pelajaran Matematika. “Matematika adalah ilmu yang berkaitan dengan bilangan-bilangan dan ilmu hitung”. Tujuan diberikannya pelajaran Matematika di jenjang SD yaitu mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berlambang melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur dan efektif dan mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.
Untuk memcapai tujuan pembelajaran Matematika yang matang perlu adanya kerjasama antara siswa dan guru sehingga konsep uang dipelajari diserap secara matang dan tidak akan mudah lupa. Misalnya saja konsep tentang Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) yang mulai dipelajari di kelas IV (empat) Sekolah Dasar.
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat dibidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika dibidang teori bilangan, aljabar, analisa teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini ( Depdiknas 2007 ). Oleh karena itu pendidikan matematika perlu diberikan untuk masa depan yang lebih baik dari peserta didik.
Penguasaan materi matematika merupakan tujuan dari setiap siswa. Tetapi dalam kenyataannya keberhasilan siswa dalam belajar matematika masih terdapat kekurangan. Dari hasil wawancara dengan guru matematika kelas IV SDN Klampok Kecamatan Sananwetan kota Blitar pada tanggal 20 Nopember 2009 diperoleh informasi bahwa masih banyak siswa kelas IVB SDN Klampok megalami kesulitan dalam memahami konsep Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK). Hal ini ditunjukkan melalui observasi pada tahap awal pembelajaran Matematika Kelas IVB di SDN Klampok Kecamatan Sananwetan yang masih menggunakan metode ceramah, membuat siswa kurang begitu memahami terhadap pembelajaran matematika sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang masih banyak dibawah nilai minimal yang ditentukan sekolah (nilai KKM ≥ 65%dan tingkat ketuntasan klasikal ≥ 70%). Jika masih banyak siswa mendapat nilai dibawah 65 berarti pembelajaran tersebut belum tuntas. Dan perlu diadakan perbaikan. Selain dikarenakan metode guru yang hanya menggunakan ceramah dalam pembelajaran tersebut, guru juga belum mengkondisikan dan merancang kegiatan pembelajaran yang memugkinkan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, guru juga kurang memanfaatkan media dan sumber belajar yang ada, dan pembelajaran dengan sistem kelompok jarang dilakukan oleh guru, karena guru kesulitan dalam mengkoordinasi kelas. Hal ini mengakibatkan berbagai permasalahan timbul selama proses belajar mengajar berlangsung.
Berdasarkan uraian di atas, dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan dibahas tentang kesulitan siswa dalam mempelajari konsep Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK), serta bagaimana cara mengatasinya. Salah satu cara yang dianggap dapat membantu mengatasi hal ini adalah dengan menerapkan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran matematika di kelas IVB SDN Klampok Kecamatan Sananwetan Kota Blitar. Karena dengan pendekatan kontekstual pembelajaran dimulai dengan sajian tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negoisasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa sehingga akan terasa manfaat dari materi yang disajikan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif, nyaman dan menyenangkan.
Untuk mewujudkan pembelajaran pemahaman menentukan KPK dengan menggunakan pendekatan kontekstual, maka peneliti akan mengaitkan benda-benda yang ada di sekitar siswa sebagai media pembelajaran. Bahkan peneliti akan menggunakan beberapa siswa di kelas IVB tersebut sebagai media untuk membantu proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Crosswel dalam (Wiriatmadja, 2006) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah sebuah proses inkuiri yang menyelidiki masalah-masalah sosial dan kemanusiaan dan tradisi metodologi yang berbeda. Peneliti membangun sebuah gambaran yang kompleks, menganalisis kata-kata, melaporkan pandangan atau opini para informan, dan keseluruhan study berlangsung dalam latar situasi yang wajar. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini karena pendekatan kualitatif sesuai untuk memecahkan permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini.
Sehubungan dengan menerapkan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran matematika di kelas IVB SDN Klampok Kecamatan Sananwetan Kota Blitar, sebagai salah satu upaya meningkatkan mutu pendidikan dan mengatasi berbagai kesulitan dalam pembelajaran Matematika maka penulis tertarik untuk melakukan kajian atau penelitian dengan judul “ Peningkatan Hasil Belajar Matematika Dalam Menentukan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual (CTL) Di Kelas IV B SDN Klampok Kota Blitar Sumber https://www.sekolahdasar.net/
Berbagai usaha pembaharuan kurikulum, perbaikan sistem pengajaran, peningkatan kualitas kemampuan guru, dan lain sebagainya, merupakan suatu upaya kearah peningkatan mutu pembelajaran. Banyak hal yang dapat ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut, salah satunya adalah bagaimana cara menciptakan suasana belajar yang baik, mengetahui kebiasaan dan kesenangan belajar siswa agar agar siswa bergairah dan termotivasi untuk belajar. Untuk itu seharusnya guru mencari informasi tentang kondisi mana yang dapat meningkatkan pembelajaran di Sekolah Dasar (SD).
Salah satu upaya peningkatan mutu penddidikan adalah melalui proses pembelajaran. Pembelajaran dapat berfokus jika seorang guru memahami hakekat dan pengertian pembelajaran. “Pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar tentang bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, ketrampilan, dan sikap” Dimyati, 1995.
Tujuan tertentu (kurikuler) SD, salah satunya dengan mempelajari materi pelajaran Matematika. “Matematika adalah ilmu yang berkaitan dengan bilangan-bilangan dan ilmu hitung”. Tujuan diberikannya pelajaran Matematika di jenjang SD yaitu mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berlambang melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur dan efektif dan mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.
Untuk memcapai tujuan pembelajaran Matematika yang matang perlu adanya kerjasama antara siswa dan guru sehingga konsep uang dipelajari diserap secara matang dan tidak akan mudah lupa. Misalnya saja konsep tentang Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) yang mulai dipelajari di kelas IV (empat) Sekolah Dasar.
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat dibidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika dibidang teori bilangan, aljabar, analisa teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini ( Depdiknas 2007 ). Oleh karena itu pendidikan matematika perlu diberikan untuk masa depan yang lebih baik dari peserta didik.
Penguasaan materi matematika merupakan tujuan dari setiap siswa. Tetapi dalam kenyataannya keberhasilan siswa dalam belajar matematika masih terdapat kekurangan. Dari hasil wawancara dengan guru matematika kelas IV SDN Klampok Kecamatan Sananwetan kota Blitar pada tanggal 20 Nopember 2009 diperoleh informasi bahwa masih banyak siswa kelas IVB SDN Klampok megalami kesulitan dalam memahami konsep Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK). Hal ini ditunjukkan melalui observasi pada tahap awal pembelajaran Matematika Kelas IVB di SDN Klampok Kecamatan Sananwetan yang masih menggunakan metode ceramah, membuat siswa kurang begitu memahami terhadap pembelajaran matematika sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang masih banyak dibawah nilai minimal yang ditentukan sekolah (nilai KKM ≥ 65%dan tingkat ketuntasan klasikal ≥ 70%). Jika masih banyak siswa mendapat nilai dibawah 65 berarti pembelajaran tersebut belum tuntas. Dan perlu diadakan perbaikan. Selain dikarenakan metode guru yang hanya menggunakan ceramah dalam pembelajaran tersebut, guru juga belum mengkondisikan dan merancang kegiatan pembelajaran yang memugkinkan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, guru juga kurang memanfaatkan media dan sumber belajar yang ada, dan pembelajaran dengan sistem kelompok jarang dilakukan oleh guru, karena guru kesulitan dalam mengkoordinasi kelas. Hal ini mengakibatkan berbagai permasalahan timbul selama proses belajar mengajar berlangsung.
Berdasarkan uraian di atas, dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan dibahas tentang kesulitan siswa dalam mempelajari konsep Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK), serta bagaimana cara mengatasinya. Salah satu cara yang dianggap dapat membantu mengatasi hal ini adalah dengan menerapkan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran matematika di kelas IVB SDN Klampok Kecamatan Sananwetan Kota Blitar. Karena dengan pendekatan kontekstual pembelajaran dimulai dengan sajian tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negoisasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa sehingga akan terasa manfaat dari materi yang disajikan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif, nyaman dan menyenangkan.
Untuk mewujudkan pembelajaran pemahaman menentukan KPK dengan menggunakan pendekatan kontekstual, maka peneliti akan mengaitkan benda-benda yang ada di sekitar siswa sebagai media pembelajaran. Bahkan peneliti akan menggunakan beberapa siswa di kelas IVB tersebut sebagai media untuk membantu proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Crosswel dalam (Wiriatmadja, 2006) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah sebuah proses inkuiri yang menyelidiki masalah-masalah sosial dan kemanusiaan dan tradisi metodologi yang berbeda. Peneliti membangun sebuah gambaran yang kompleks, menganalisis kata-kata, melaporkan pandangan atau opini para informan, dan keseluruhan study berlangsung dalam latar situasi yang wajar. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini karena pendekatan kualitatif sesuai untuk memecahkan permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini.
Sehubungan dengan menerapkan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran matematika di kelas IVB SDN Klampok Kecamatan Sananwetan Kota Blitar, sebagai salah satu upaya meningkatkan mutu pendidikan dan mengatasi berbagai kesulitan dalam pembelajaran Matematika maka penulis tertarik untuk melakukan kajian atau penelitian dengan judul “ Peningkatan Hasil Belajar Matematika Dalam Menentukan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) Dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual (CTL) Di Kelas IV B SDN Klampok Kota Blitar Sumber https://www.sekolahdasar.net/
0 Response to "Menentukan KPK dengan Menerapkan Pendekatan Kontekstual (CTL)"
Post a Comment